Nepal merupakan salah satu negara yang paling sering mengalami gempa seismik teraktif di dunia. Negara ini berada di wilayah lempeng tektonik India dan Eurasia di Asia Tengah. Lempeng ini bergeser setidaknya 4-5 cm atau dua inci per tahun.
"Gunung Himalaya ikut menggeser lempeng India, ada setidaknya dua atau tiga kali dorongan," kata ahli geosains di Universitas Terbuka Inggris David Rothery, dilansir dari BBC, Senin (27/4).
Rothery mengatakan, wajar jika ketakutan meningkatnya jumlah korban sangat tinggi. Itu bukan hanya karena kekuatan gempa ini diperkirakan mencapai 7,9 Skala Richter (SR), melainkan juga pusatnya sangat dekat, yaitu 10-15 kilometer. Hal ini membuat guncangan hebat sangat terasa di daratan.
Dalam empat jam setelah gempa pertama terjadi, setidaknya ada 14 kali gempa susulan, berupa gempa kecil dan gempa besar berkekuatan 6,6 SR. Ketika gempa susulan terjadi maka akan semakin banyak unsur yang jatuh ke tanah.
Faktanya, kata Rothery banyak penduduk di wilayah ini tinggal di rumah yang sangat rentan terhadap guncangan gempa, seperti rumah bata. Banyak desa yang hancur oleh tanah dan batu yang jatuh dari lereng curam.
Jumlah korban jiwa akibat gempa di Nepal terus bertambah. Sejauh ini, sudah lebih dari 3 ribu nyawa melayang usai gempa berkekuatan 7,9 Skala Richter (SR) tersebut.
Seorang pejabat kepolisian Nepal mengatakan seperti dilansir kantor berita Reuters, Senin (27/4/2015), sebanyak 3.218 orang telah dipastikan tewas akibat gempa yang terjadi pada Sabtu, 25 April tersebut.
Ditambahkan pejabat kepolisian tersebut, sebanyak 6.538 terluka akibat gempa terparah di negeri itu dalam kurun waktu 81 tahun terakhir. Angka ini masih bisa bertambah lagi mengingat luasnya kerusakan akibat gempa ini.
Selain merusak ribuan bangunan di Nepal, gempa ini juga telah menimbulkan kerusakan di negara-negara tetangga India dan Bangladesh. Gempa ini juga menyebabkan longsoran salju di gunung tertinggi dunia, Mount Everest dan menewaskan beberapa pendaki.
0 comments:
Post a Comment